7th June

               Today is her birthday. Tepat 21 tahun yang lalu seorang perempuan tercantik yang pernah aku temui untuk pertama kalinya hadir di dunia ini. Yap, sekarang hari yang sangat spesial buatnya. Satu hari yang paling ditunggunya dalam setahun (mungkin)- sok tau :D. Aku disini hanya bisa menebak-nebak bagaimana perayaan yang sedang dia lakukan bersama keluarganya disana. Yah beginilah nasib, karena sekarang aku bukan apa-apa kecuali seseorang biasa yang dengan pedenya mengagumi dan mendambakan seorang bidadari. Bagai pungguk merindukan bulan. Asal tahu aja, bulannya pun bukan bulan yang biasa mengitari bumi kita melainkan bulan yang terdapat di galaksi Andromeda, yang berjarak ribuan tahun kecepatan cahaya disana. Namun bukan berarti aku tak bisa menggapainya. Karena aku percaya dengan hati yang tulus aku bisa menciptakan sebuah pesawat dengan ribuan kali kecepatan cahaya untuk menjemputnya disana. Hehe...
                Ada satu keanehan yang tiba-tiba kini berputar-putar di pikiranku. Suatu hal yang jarang terjadi di jaman sekarang.  Entah kenapa sepertinya dia tak mengharapkan hari ini datang. Aku menduga kalau sesuatu hal telah terjadi pada saat dia berulang tahun sebelumnya. Mungkin sesuatu yang dapat membuatnya trauma. Mungkin juga memang karekternya seperti itu, buat apa merayakan suatu hal yang menambah umur namun disaat bersamaan menyadari kalau ajal semakin mendekat. Siapa yang bisa melawan waktu. Atau mungkin juga malah dia mendapatkan sesuatu yang indah tahun lalu kemudian sekarang kecewa berat karena tidak akan mendapatkannya lagi. Entah itu momen manis atau kado cantik. Aku lebih yakin pada alasan yang terakhir ini.
                Di tengah hari spesial ini, izinkan aku mengucap satu harapan. Aku berharap supaya apapun yang selama ini dia harapkan benar-benar bisa terwujud. Cuma itu yang bisa aku ucapkan, semoga apapun yang diimpikannya dapat membuatnya bahagia, itu yang terpenting. Percuma saja jika apa yang selama ini kita harapkan malah tidak membahagiakan kita bukan?

Facetwit

                Ada beberapa alasan ketika aku membuka situs jejaring sosial seperti si muka buku ataupun twitter. Alasan yang paling utama bukanlah untuk meng-update status dan kicauan agar bisa terlihat eksis di dunia maya ini. Selain itu juga bukan untuk mengetahui notifikasi-notifikasi yang tiap kali kubuka pasti tidak akan lebih dari 3 buah jumlahnya. Andaikan saja bisa kutambah sendiri mungkin akan membuat semakin sumringah hidup ini. Hahaha….
                Satu-satunya alasan kenapa situs-situs seperti ini membuatku tertarik tidak lain adalah karena dari situ aku bisa mengetahui bagaimana kabar seseorang yang selama ini kukagumi. Apa yang sedang dia pikirkan dan rasakan adalah hal terpenting yang tidak boleh terlewatkan. Jika diibaratkan seperti surat kabar, hal ini adalah headline newsnya. Walaupun terkadang ada beberapa hal yang membuat hati ini sesak ketika membacanya. Rasanya persis seperti saat kita menemukan sebuah tragedi atau bencana menjadi berita utama di halaman depan sebuah surat kabar tersebut. Miris dan menyesakan.
                Sebagaimana hari kemarin dan kemarin lusa dan kemarin-kemarinnya lagi sesuatu yang aku tunggu belum kunjung muncul juga diprofilmu. Sesuatu yang bisa membuat hati ini serasa mempunyai roket pendorong bertenaga solar elektrik dengan ion xenon sebagai bahan bakarnya. Dan ketika roket ini diaktifkan, hati ini akan meluncur terbang jauh ke angkasa kemudian meledak dengan keindahan layaknya kembang api sidney yang bisa kita nikmati ketika malam pergantian tahun. Sesuatu yang ingin sekali kubagikan kepadamu ketika kudapatkan nanti. Sehingga, kamu juga dapat merasakan betapa indahnya hidup ketika kita bisa mendapatkan kebahagiaan seperti ini. Sesuatu tersebut adalah sebuah status yang berisi tentang diriku yang bisa kubaca diprofilmu. Hahaaha….
                Lebay adalah kata tepat yang akan digunakan kebanyakan orang untuk menggambarkan perasaan itu. Tapi memang seperti itulah kenyataannya. Kalau kata Descartes “cogito ergo sum, Aku berpikir maka Aku ada”. Sedangkan kalau menurutku, kamu merasa maka aku ada.

Angkot


29.05.13-22.00
            Sampai detik ini aku belum mengerti tentang perasaan ini. Ragu dan bimbang. Rasanya seperti saat kita menunggu sebuah bis atau angkot malam yang sudah jadi langganan kita setiap malam untuk pulang kerumah. Angkot dengan desain keren di bagian luar ataupun dalamnya. Tempat duduknya sangat nyaman dan sering kali membuatku ketiduran sehingga harus turun kebablasan. Supirnya pun sudah seperti teman yang dapat kuajak gabung untuk menjadi anggota power ranger layaknya masa kecilku dulu karena saking akrabnya.  Mungkin ranger hitam tepatnya. Seorang ranger yang cinta keadilan, rela berkorban, pantang menyerah tetapi sangat misterius. Sehingga tidak ada seorangpun yang tahu seperti apa hati dan perasaaan yang sebenarnya ada didalam dirinya. Gelap dan tertutup layaknya warna pakaian kesukaannya. Suatu malam angkot tersebut  tak kunjung lewat. Padahal jadwal angkot tersebut adalah yang paling akhir dan tidak akan ada angkot lagi yang lewat kecuali kalau mau menunggu adzan subuh berkumandang. Setelah kutunggu berapa selang lamanya datang sebuah angkot lain. Angkot ini tidak kalah kerennya dengan angkot langgananku. Bahkan supirnya pun terlihat sangat supel dan ramah.
            Sopir ini dengan senyum yang sangat bersahabat langsung menawarkan jasanya. Mungkin semua orang jika dalam situasi seperti ini akan langsung menerima tawarannya kemudian bergegas untuk masuk dan duduk manis diatas kursi. Namun sebagian perasaanku punya keinginan yang lain. Aku ingin menunggu angkot langgananku walau tak ada tanda-tanda kemunculannya. Apabila kuputuskan untuk tetap menunggu maka tidak akan ada yang tahu apakah yang akan terjadi selanjutnya. Jika tidak datang maka kuharus berjalan untuk dapat sampai kerumah. Apakah kuharus pulang dengan angkot ini? Lagian juga tidak ada salahnya, daripada harus menunggu suatu hal yang tidak jelas kedatangannya. Mungkin sebaiknya kuputuskan untuk ikut dengannya. Angkot yang tidak kalah nyaman, supir ramah, dan yang terpenting selamat sampai tujuanku.