Mari
kita ulas dulu apa makna “cinta” secara sederhana. Secara umum, istilah “cinta”
menggambarkan adanya dua aksi yang melibatkan dan didukung oleh dua pihak.
Pihak pertama berperan sebagai subjek
dan pihak kedua disebut dengan objek. Adapun
aksi atau tindakan itu didorong oleh suatu kecenderungan untuk “menyatu” dengan
objek. Untuk bisa menyatu dengan objek, subjek harus ,mengetahui sifat atau
hakikat objek. Jadi, pengetahuan mengenai objek menentukan penyatuan subjek
dengan objek. Semakin mendalam pengetahuan subjek, semakin kuat penyatuannya
dengan objek. Ketika kita dapat mengetahui tentang hakikat sebenarnya tentang
Tuhan, kita akan semakin cinta kepada-Nya.
Lalu,
apakah bisa kita sebut dengan cinta jika kedua pihak tersebut saling terpisah?
Hal ini tidak ada bedanya ketika kita mengidolakan seorang artis papan atas
sedangkan kita hanya bisa menontonnya lewat media saja. Walaupun kita tahu dan
paham akan kebiasaannya, hobby-nya,
makanan atau minuman favoritnya kita tidak dapat mengatakan hal ini sebagai
salah satu bentuk cinta. Hanya sekedar bentuk kekaguman semata. Namun akan lain
halnya jika kedua belah pihak saling mengetahui isi hatinya. Dan untuk
mengetahuinya, kita membutuhkan apa yang disebut dengan “cinta” itu sendiri.
Pecayalah
teman, yang namanya cinta sejati itu tak pernah bertepuk sebelah tangan. Jangan
pernah bersedih karena merasa cintamu ditolak. Sesungguhnya kau sama sekali
belum menyentuh cinta itu sendiri. Kau hanya mengaggumi dia. So, Ganbatte!!