Keindahan Sejati



                Sinar matahari yang cerah menerangi sebuah taman yang indah. Semua penduduk taman itu adalah makhluk yang sangat mencintai kedamaian kecuali kedua makhluk ini. Konon, mereka berdua sudah saling bermusuhan sejak zaman dahulu. Mereka berdua adalah bunga dan kupu-kupu. Setiap kali mereka bertemu pasti terjadi pertengkaran hebat. Masing-masing mengaku bahwa dirinyalah makhluk tercantik di taman ini.
                “Kau tidak akan bisa mengalahkan kecantikanku. Aku bisa bebas terbang kemanapun dan memperlihatkan kecantikanku ke seluruh dunia!” kata kupu-kupu sombong.
                “Jangan hanya karena mempunyai sayap kau bisa menyombongkan diri. Lihatlah kelopakku! Semua yang melihatnya pasti terpesona!” sahut si bunga.
                “Apa gunanya kelopak indah jika tidak bisa digerakkan seperti sayapku ini. hahaha,” sahut kupu-kupu.
“Apa kau melupakan aromaku? Selain cantik, aku adalah makhluk terharum di dunia ini,” kata bunga angkuh.
                “Alangkah malangnya kau bunga makhluk tak berhidung! punya aroma keharuman tapi tak dapat dinikmati sendiri!” jawab kupu-kupu tak mau kalah.
                Perdebatan mereka berlangsung semakin sengit. Makhluk penghuni taman lainnya merasa semakin terganggu dengan ulah mereka. Tiba-tiba seekor belalang muncul untuk melerai mereka berdua.
                “Kalau kalian ingin berantem, sebaiknya tinggalkan taman ini! tidak ada gunanya taman ini indah jika penghuninya saling bertengkar terus seperti kalian!” bentak si belalang.
                Belalang ini adalah hewan yang berperan sebagai penjaga keamanan di taman ini. Dia tidak akan segan-segan untuk menghukum siapapun jika kedapatan mengaggu ketentraman. Dengan wajah cemberut akhirnya mereka menghentikan pertengkaran itu. Kupu-kupu terbang kembali ke sarangnya untuk beristirahat karena hari sudah menjelang petang. Namun itu hanya sementara, keesokan paginya mereka kembali saling ejek. Kali ini bungalah yang memulai duluan.
                “Apa kau tidak ingat dirimu dulu ketika masih berwujud ulat? Kau sangat jelek dan menjijikan,” ejek bunga. Kupu-kupu yang baru saja tiba di taman pun langsung merasa tersinggung dengan ucapan bunga.
                “Itu tidak ada hubungannya dengan sekarang, yang penting sekarang aku sudah cantik. Kecantikan ini akan bertahan lebih lama daripada milikmu yang mungkin sebentar lagi akan layu dan hilang,” kata kupu-kupu.
                Tidak butuh waktu lama pertengkaran mereka semakin sengit. Mereka berusaha saling ejek dan menyombongkan dirinya masing-masing. Bahkan setelah berdebat beberapa lama, salah satu perkataan si bunga sangat menyakiti hati kupu-kupu. Kupu-kupu sudah kehilangan kesabaran menghadapi omongan si bunga. Dia kemudian bersiap menyerang bunga dengan menggunakan kekerasan. Bunga pun meyiapkan duri-durinya sebagai pertahanan dari serangan kupu-kupu. Perkelahian ini akan benar-benar terjadi karena si belalang yang biasa melerai mereka sedang tidak berada di situ. Sementara, penghuni taman yang lain juga tidak punya keberanian untuk melerai mereka yang sudah diliputi penuh oleh amarah.
                “Cliiiing..!!” sesosok makhluk cantik tiba-tiba muncul di antara mereka. Kupu-kupu yang sedang menerjang pun terhenti ketika menyadari ada makhuk lain di hadapannya. Dia lah peri taman! Rupanya sangat cantik dengan sayap yang berkilauan. Semut, cacing, rumput dan semua penghuni taman lainnya terpesona melihatnya.
                “Ternyata dongeng-dongeng itu memang nyata!” ucap semut.
                “Dialah yang diyakini orang-orang zaman dahulu sebagai ratu dari taman ini,” sahut cacing.
                Peri itu melihat sekitarnya dengan tatapan bagaikan seorang raja melihat rakyatnya. Dia sungguh mempunyai aura yang sangat berwibawa. Siapapun yang melihatnya pasti akan menaruh hormat kepadanya.
                “Apa yang terjadi di tamanku ini? pasti ada keributan yang tidak diinginkan sehingga membuatku bangkit dari peristirahatanku,” kata sang peri.
                “Bunga dan kupu-kupu sedang berkelahi, Ratuku,” ucap salah satu penghuni taman. Seketika itu juga sang peri langsung menatap bunga dan kupu-kupu. Mereka berdua sangat ketakutan ketika sang peri memanggilnya untuk mendekat.
                “Bungalah yang memulai pertengkaran dahulu,” ucap kupu-kupu.
                “Tapi dia yang memulai menyerang aku dahulu,” bela si bunga.
                Namun sang peri tidak mengatakan sepatah katapun terhadap mereka berdua. Dia hanya menatap mereka dalam-dalam untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Kekuatannya sanggup mengetahui bahwa selama ini yang menyebabkan tamannya kacau adalah mereka berdua. Tidak salah satunya. Kemudian sang peri terbang keatas, dan menunjukan kekuatan magisnya. Dia mengutuk si bunga agar tidak dapat berkembang baik jika tanpa bantuan dari kupu-kupu. Sedangkan kupu-kupu dikutuk tidak akan memakan makanan selain madu dari bunga.
                Setelah kejadian itu, bunga dan kupu-kupu selalu bekerja sama agar dapat bertahan hidup. Karena seringnya kebersamaan ini, mereka menjadi semakin akrab. Tidak ada lagi pertengkaran yang yang meresahkan penghuni taman. Dan sekarang muncul lagi satu keindahan yang bahkan melebihi keindahan fisik mereka berdua. Keindahan yang disebut dengan persahabatan.
Suara Merdeka, 09 Maret 2014